Cara menjaga Winning Window pada Si Kecil

INI CARA MENJAGA PERIODE WINNING WINDOW SI KECIL YA!

Hello Momspapsday! Pada umumnya, sebagai orang tua kalian pasti kita banyak dituntut untuk selalu memperhatikan masa golden age atau periode emas Si Kecil. Padahal, terdapat sebuah periode yang sama pentingnya untuk kalian perhatikan lho! Yaitu periode winning window. Pada artikel kali ini, Atika akan menjelaskan cara menjaga periode winning window Si Kecil ya!

Pengertian periode Winning Window

Sebenarnya pengertian istilah ini cukup mudah dipahami ya Momspapsday! pengertian secara sederhananya, sistem kekebalan tubuh anak-anak ini belum bisa berkembang secara baik hingga usianya menginjak 8 tahun. Nah, perkembangan imunitas anak sampai umur 8 tahun inilah yang kita sebut sebagai periode winning window ya Momspapsday!

Untuk itu sangat penting untuk memperhatikan masa winning window dan juga masa golden age pada Si Kecil ya Momspapsday! Pada artikel kali ini, Atika akan menjelaskan bagaimana langkah-langkah cara menjaga periode winning window Si Kecil ya Momspaspday! Yuk, simak artikel ini sampai habis ya!

Langkah-langkah menjaga periode Winning Window

Sebagai orang tua, kita harus memiliki tanggung jawab untuk memastikan kebutuhan Si Kecil pada periode winning window bisa terpenuhi. Seperti salah satu faktor terpenting pada fase ini adalah imunitas Si Kecil yaMomspapsday! Berikut adalah beberapa cara yang bisa kalian lakukan ya!

1. Memenuhi asupan gizinya

Untuk Momspapsday yang memiliki sang buah hati dengan rentang usia 0 sampai 5 bulan, kalian bisa memberikan perlindungan terbaik kepada tubuh Si Kecil ya. Seiring pertambahan usianya, Momspapsday bisa mengenalkan serta membiasakan Si Kecil untuk mengonsumsi makanan yang sehat ya, seperti misalnya buah dan sayur untuk membantu meningkatkan imunitas pada tubuhnya ya.

2. Berikan waktu agar anak bisa istirahat

Salah satu langkah yang penting untuk Momspapsday lakukan adalah dengan memberikan Si Kecil waktu istirahat yang cukup ya. Hal ini sangat berguna untuk meningkatkan perkembangan kekebalan tubuh Si Kecil, hingga menginjak usia 4 tahun. Anak-anak masih membutuhkan waktu untuk tidur siang pada rentang waktu 1 sampai 2 jam, sementara pada waktu tidur malam membutuhkan 10-12 jam ya.

kurangnya waktu istirahat pada Si Kecil bisa mengakibatkan berbagai hal yang negatif ya Momspapsday! seperti misalnya Si Kecil yang mudah sakit, sulit untuk berkonsentrasi, bahkan juga cenderung meningkatkan risiko terjadinya penyakit obesitas.

3. Menjaga lingkungan sekitar

Menjaga kebersihan pada lingkungan sekitar kita adalah hal yang juga penting untuk kalian lakukan ya Momspapsday. Hal ini sangat penting untuk kalian lakukan baik di dalam maupun juga saat berada di luar rumah ya. Mengajarkan Si Kecil untuk hidup bersih juga menjadi hal yang harus kalian perhatikan agar bisa mendidik Si Kecil mempunyai pola hidup yang sehat. Seperti misalnya, mencuci tangan sebelum makan atau beraktifitas.

Hal ini berguna untuk mencegah serta memperlambat kuman-kuman yang ingin menyerang imunitas Si Kecil lho!

4. Olahraga secara rutin

Mengajarkan Si Kecil untuk melakukan olahraga secara rutin tentunya bisa menunjang kesehatan dan kekebalan tubuhnya Si Kecil. Hal ini juga menjadi salah satu cara yang dapat kalian lakukan untuk membantu meningkatkan bonding antara Momspapsday dengan Si Kecil. Kalian bisa mengajari sang buah hati dengan olahraga ringan seperti berjalan kaki selama 30 menit.

5. Cek kesahatan anak secara berkala

Terakhir,  pastikan untuk memeriksa kondisi sang buah hati secara berkala ya Momspapsday. Hal ni agar kalian bisa tetap mengontrol perkembangan serta pertumbuhan Si Kecil agar bisa teratur. Untuk itu kalian bisa konsultasi dengan dokter-dokter dari aplikasi Parentoday yang bisa Momspapsday download melalui appstore dan juga playstore ya!

Nah itu dia beberapa cara menjaga periode Winning Window pada Si Kecil ya Momspapsday! Kira-kira kalian mau Atika bahas apalagi nih? Jangan lupa berikan komentar ya!

JANGAN LUPA BACA INI YA MOMS! OPTIMALKAN MASA GOLDEN AGE ANAK DENGAN CARA INI!

Cara mengatasi stres pada Anak

ANAK SERING MERASA STRES? BEGINI CARA MENGATASI STRES PADA ANAK!

Hello Momspapsday! Sebagai orang tua tentunya kita ingin yang terbaik untuk sang buah hati, salah satunya adalah dengan menjaga mental Si Kecil agar tetap dalam kondisi yang baik. Tidak hanya orang dewasa, anak juga seringkali merasa stres, kadang rasa stres yang Si Kecil tunjukkan cukup berbeda dengan orang dewasa. Maka dari itu sebagai orang tua kita harus peka serta paham cara mengatasi stres anak.

Rasa stress pada anak dapat terjadi karena banyak hal, seperti kurang waktunya bermain Si Kecil, tugas sekolah yang menumpuk, mendapat tekanan dari teman-teman atau keluarganya, serta hal lainnya. Tidak hanya dari faktor eksternal, rasa stres pada anak juga dapat mempengaruhi mental dan juga kepribadian Si Kecil. Oleh karena itu, anak perlu mendapat penanganan rasa stress ya Moms!

Pada artikel kali ini, Atika akan menjelaskan bagaimana cara mengatasi rasa stres pada anak ya Moms! yuk, simak sampai habis!

Cara mengatasi rasa stres pada Anak

Banyak sekali hal yang dapat Momspapsday lakukan untuk menangani rasa stres yang sang buah hati rasakan lho! berikut adalah beberapa contoh-contoh cara mengatasinya ya!

1. Berikan dukungan kepada Anak

Ketika Si Kecil sedang merasa stres, biasanya dia akan mencoba untuk menyendiri serta menghindar dari Momspapsday. Hal ini bisa berdampak buruk bagi mentalnya, akibatnya sang buah hati tidak mudah untuk bergaul serta bersosialisasi. Jika hal ini terjadi, peran Momspapsday untuk mendukung Si Kecil sangat penting. Kalian bisa mengajari anak untuk bisa melakukan penyelsaian masalah, sehingga ia tidak mudah merasa stres.

2. Berikan penjelasan semua orang mempunyai kekurangan

Tentunya setiap keberhasilan adalah suatu pencapaian yang paling Si Kecil inginkan, namun perlu Momspapsday pahami tidak semua orang dapat mencapai sesuatu dengan waktu yang sama dengan orang lain. Maka dari itu, panting bagi kalian untuk mengingatkan sang buah hati untuk tetap melakukan usaha terbaiknya namun jangan terlalu memikirkannya jika tidak mendapat apa yang ia ekspektasikannya.

3. Berikan waktu untuk Anak

Salah satu hal terpenting untuk menangani rasa stres pada anak adalah quality time ya Momspapsday. Memberikan waktu untuk bermain serta berdiskusi dengan Si Kecil adalah salah satu cara yang efektif untuk mendengar keluh kesahnya. Selain itu, pastikan untuk menggunakan waktu Momspapsday dengan Si Kecil untuk menjalankan aktifitas yang dapat menghibur hati sang buah hati.

4. Berdiskusi secara langsung dengan Anak

Selain memberi waktu kepada sang buah hati, pastikan Momspapsday memberikan kesempatan untuk berdiskusi secara langsung dengannya. Namun, ada hal yang harus kalian perhatikan ketika kalian ingin melakukan talk deep dengannya. Seperti misalnya jangan memaksa jika Si Kecil masih belum mau bicara, Momspapsday harus bisa menjadi pendengar yang baik baginya. Selain itu, pastikkan untuk memberikan solusi yang terbaik untuknya.

5. Memberikan diary atau jurnal kepada anak

Selain melakukan cara-cara diatas, Momspapsday bisa memberikan suatu media seperti diary ataupun jurnal sebagai tempat Si Kecil mencurahkan hatinya. Hal ini ternilai efektif, khususnya bagi sang buah hati yang cenderung lebih suka menyendiri, pemalu, dan juga introvert. Dengan menulis ceritanya pada diary atau jurnal, hal ini membantu untuk meringankan isi keluhannya selama ini.

Nah itulah beberapa cara untuk mengatasi rasa stres pada anak ya Momspapsday! Pastikan kalian untuk selalu memberikan dukungan yang terbaik agar Si Kecil selalu merasa nyaman dan aman. Kira-kira kalian mau Atika bahas apalagi nih? Jangan lupa berikan komentar ya!

JANGAN LUPA BACA INI YA MOMSPAPSDAY! OPTIMALKAN MASA GOLDEN AGE ANAK DENGAN CARA INI!

ANAK DENGAN SPEECH DELAY DAN AUTIS ITU MIRIP, NAMUN BEDA YA MOMS!

Hello Momsday! Sebagai orang tua tentunya kita selalu ingin yang memberikan pola asuh yang terbaik untuk Si Kecil. Tak sedikit orang yang mengira speech delay dan autis itu sama, padahal kedua hal tersebut berbeda. Speech delay adalahketerlambatan bicara yang terjadi pada anak. Hal ini terjadi karena beberapa hal, seperti masalah pada lidah, masalah pendengaran, trauma psikologis, dan lainnya.

Berbeda dengan speech delay, autis atau yang biasa kita kenal sebagai autism adalah suatu gangguan neurologis atau saraf. Biasanya autisme dapat Momspapsday lihat pada saat kalian mempunyai bayi yang berusia 1 tahun namun masih belum bisa bicara. Memang hal ini sangat mirip dengan anak yang mengalami speech delay atau keterlambatan bicara, namun kita harus mengetahui untuk membedakannya ya!

Pada Artikel kali ini, Atika akan menjelaskan informasi mengenai perbedaan speech delay dan autis ya, serta cara penanganannya ya! Yuk, simak artikel ini sampai habis!

Perbedaan Speech Delay dan Autis

Tentunya masing-masing anak mempunyai waktu berkembang yang sangat berbeda antara satu dengan yang lainnya, salah satunya adalah speech delay atau keterlambatan bicara pada anak-anak. Speech delay adalah suatu masalah yang seringkali anak-anak alami, khususnya mereka yang masih belum sekolah. Hal ini seringkali banyak orang kira bahwa anak tersebut mengalami autis, padahal itu berbeda.

Hal ini terjadi karena kedua fenomena ini memang mirip, karena kedua kasus ini memiliki masalah yang sama yaitu tidak bisa berkomunikasi dengan baik. Agar Momspapsday bisa membedakan ini, berikut adalah perbedaan antara speech delay dan autis ya!

1. Masalah Komunikasi

Walau sama-sama mendapatkan masalah dalam berkomunikasi, namun faktor ini menjadi hal pertama yang bisa Momspapsday lihat untuk membedakan apakah itu speech delay atau autisme.Anak yang mengalami speech delay tidak bisa mengucapkan kata-kata sederhana seperti “Mama” atau “Papa” pada rentang usia 12 sampai 15 bulan.

Anak dengan speech delay cenderung tidak dapat berbicara dengan aktif, bahkan mereka juga mengalami kesusahan untuk menyampaikan suatu cerita. Hal ini berbeda dengan anak yang mengalami autisme.  Anak yang mengalami autisme bisa mengucapkan kata sederhana seperti “Mama” atau “Papa” ya. Akan tetapi mereka tidak bisa menggunakan kalimat sederhana itu untuk berkomunikasi.

2. Rasa keinginan pada suatu hal

Faktor yang kedua, Momspapsday dapat membedakan kedua hal ini melalui rasa keinginan Si Kecil ketika ingin melakukan atau meminta sesuatu. Anak yang mengalami speech delay lebih cenderung tertarik dengan hal-hal yang orang lain lakukan. Berbeda dengan anak yang mengalami autisme, mereka cenderung lebih suka hal yang tidak kebanyakan orang lain suka.

Mereka cenderung lebih menyukai hal-hal yang lebih detail ya Momspapsday! Seperti misalnya, mereka akan meminta roda daripada motornya. Hal ini terjadi karena mereka mempunyai pemikiran yang selalu ingin tahu terhadap hal-hal yang menarik bagi mereka sendiri.

3. Respon yang mereka berikan

Saat Momspapsday memanggil mereka, Si Kecil yang mengalami keterlambatan bicara akan merespon dengan menengok kea rah kalian, mendatangi kalian, dan juga bisa merespon kalian dengan suatu senyuman. Hal ini berbeda dengan anak yang mengalami autisme, mereka cenderung acuh dan juga tidak akan merespon ketika Momspapsday panggil mereka.

4. Respon Si Kecil dengan orang lain

Pada umumnya, anak-anak speech delay cenderung lebih suka jika ada orang yang mereka sukai menemani mereka. Hal ini juga dapat Momspapsday lihat dari respon anak speech delay yang akan merasa sedih jika mereka sedang sendiri, tanpa teman-temannya. Anak-anak autisme cenderung lebih suka menyendiri dan sering kali mengalami kesulitan untuk melakukan interaksi dengan orang lain

Cara Mengatasi Speech Delay dan Autis pada anak

Pada umumnya, kedua hal ini dapat Momspapsday berikan penanganan yang tepat untuk anak-anak kalian ya. Anak dengan speech delay dapat Momspapsday berikan pengobatan sesuai dengan penyebab terjadinya faktor keterlambatan bicara, konseling dengan dokter spesialis serta psikolog anak, dan terus latih mereka untuk selalu berinteraksi dengan kalian ya!

Penanganan untuk anak-anak yang mengalamai autisme, kalian bisa melakukan konsultasi dengan dokter juga untuk mendapat obat-obat yang bisa meredakan gejala autisme pada anak-anak kalian. Selain itu, kalian juga bisa mengajak anak untuk melakukan berbagai macam terapi seperti terapi kognitif, edukasi, bermain, okupasi, dan terapi lainnya yang dapat membantu perkembangan serta pertumbuhan anak.

Nah itu dia perbedaan speech day dan autis pada anak, beserta cara mengatasinya ya Momspapsday! Artikel ini Atika buat untuk membantu kalian agar bisa memahami kedua hal tersebut sehingga kalian bisa menentukan pola asuh serta memberikan segala hal yang terbaik untuk sang buah hati ya! Kira-kira kalian mau Atika kasih artikel tentang apalagi nih? Jangan lupa berikan komentar ya!

Jangan lupa baca Artikel ini ya Moms! KALAU SI KECIL AMANDEL, COBA OBATI DENGAN CARA INI YUK MOMS!

COBA LAKUKAN INI YUK KALAU SI KECIL SUPER MOODY-AN!

Wah? Anak bisa moody-an Atika? Eits, gak Cuma orang dewasa nih yang bisa merasakan mood swing si kecil pun bisa. Nah kalo udah mulai ada di situasi ini, moms harus tau nih cara ampuh untuk menghadapi si kecil yang lagi moody-an karna untuk menghadapi anak moody ada triknya nih moms. Yuk langsung kita bahas!

Luangkan waktu

Padatnya jam kerja kadang suka bikin waktu main kita sama si kecil jadi minim ya moms? Yuk coba mulai luangkan banyak waktu untuk bermain sama si kecil. Quality time yang dibutuhkan bersama si kecil juga gak lama kok moms, jadi pastikan atur waktu untuk bermain dengan si kecil ya moms biar si kecil ga moody-an di cuekin orangtuanya hehe

Beri waktu untuk menunjukkan emosi

Sesekali ga masalah kok moms membiarkan si kecil menunjukkan emosinya, karna membiarka si kecil menunjukkan emosi bisa menjadi salah satu cara untuk menghadapi anak yang moody. Tapi kalo udah mulai lempar barang, harus waspada ya momsL

Ajak anak beraktivitas bareng

Main bersama orangtua bisa menjadi obat waktu si kecil lagi moody loh moms. Kalo bisa hindarin permainan elektronik seperti video game ya! Coba ajak si kecil melakukan hobby nya seperti menggambar, membaca buku atau memasak. Dengan melakukan hobby nya si kecil juga bisa melatih daya fokus dan keterampilannya loh!

Kasih tau cara komunikasi yang baik ya

Nah kalo anak udah tenang dari ke-moody-annya, moms bisa menasihati anak dan beritahukan cara berkomunikasi yang baik kepada orangtua. Kasih tau pelan-pelan kalo memberitahukan rasa tidak suka secara jelas akan lebih baik dibanding marah dan mengamuk.

Nah gimana nih? Kira-kira membantu ga tips dari Atika untuk Menghadapi anak moody? semoga membantu ya Moms, biar si kecil ga moody-an lagi

Moms, Artikel mengenati helicopter parenting ini juga wajib banget Moms baca loh!

COBA LAKUKAN INI YUK, BIAR KOSAKATA SI KECIL JADI BERTAMBAH!

Momsday pasti udah tau kan kalo si kecil itu sudah bisa Moms ajak berbicara sejak masih berada di dalam kandungan? Meskipun ia belum bisa berbicara, bayi bisa merespon ucapan Momspapsday melalui gerak tubuh, ekspresi, hingga bergumam. Nah karnanya, proses pembelajaran bayi agar bisa dengan cepat berbicara dan menambah kosakata bayi, bisa Moms mulai sejak bayi baru lahir.

Momspapsday harus banget nih untuk mulai mengajak anak berkomunikasi sejak dini. Karna kegiatan ini sangat bermanfaat untuk mendukung perkembangan bahasa bayi dan mempercepat kemampuan berbicara anak Moms. Jadi penting banget nih Moms mengetahui cara untuk mengajak bayi berbicara dengan benar. Mau tau tipsnya gak Moms? Simak bareng yuk!

Gunakan kata sehari-hari dalam percakapan

Saat bayi mendengarkan kata-kata di rumah, kata-kata yang didengarnya akan langsung memberikan dampak pada kosakatanya. Moms bisa membantu menambah kosakata bayi dengan percakapan dan interaksi sehari-hari. Dengan melakukan hal ini, si kecil bisa mengembangkan keterampilan bahasa yang nantinya akan si kecil perlukan di sekolah.

Jangan menggunakan tempo yang terlalu cepat

Moms, saat mengajak si kecil berbicara, itu sangat berbeda dengan saat Moms mengajak orang dewasa lain berbicara. Pastikan Momwsday memperlambat tempo percakapan untuk mempermudah anak mengenali kosakata dan memahami kalimat yang Momsday ucapkan ya! Momsday juga bisa memberikan jeda pada tiap kalimat yang Momsday ucapkan.

Berbicara dengan ekspresif

Momsday bisa coba membacakan buku cerita pada si kecil dengan tambahan mimic muka dan intonasi yang ekspresif Moms. Hal ini moms lakukan untuk menarik perhatian si kecil agar ia tertarik untuk mendengarkan dan mencerna kosakata yang Moms sebutkan. Moms juga bisa menggunakan gesture tangan, tubuh dan variasi pada intonasi Momsday. Tidak hanya melalui dongeng, cara berbicara yang ekspresif ini juga bisa Momsday lakukan sehari-hari di depan bayi!

Pertahankan kesabaran!

Nah ini yang paling penting Moms, mengajarkan dan membantu si kecil untuk mengetahui kosakata baru harus Moms sertakan dengan kesabaran ekstra nih. Momsday harus sabar untuk mengulang kata dan menjelaskan makna dari kata yang Momsday sebutkan berkali-kali, sampai si kecil paham mengenai kosakata tersebut. Tapi nanti pasti kita akan super happy nih Moms, waktu melihat hasilnya. Jadi, sabar ya!

Nah itudia Momsday beberapa tips yang bisa Momsday lakukan untuk membantu si kecil memperbanyak kosakata! Perkembangan dan pertumbuhan si kecil, amat sangat membutuhkan bimbingan dari Momspapsday nih! Yuk luangkan waktu untuk membantu perkembangan si kecil sejak dini! Semoga bermanfaat Momsday!<3

Jangan lupa baca artikel ini juga ya Moms! MEMBERI JAMU PADA BAYI ITU BERBAHAYA LHO! YUK, SIMAK!

MEMBERI JAMU PADA BAYI ITU BERBAHAYA LHO! YUK, SIMAK!

Hello Momspapsday! Mungkin kalian tahu bahwa jamu merupakan salah satu pilihan obat alternatif yang banyak orang pilih. Namun, kalian juga harus tahu bahwa tidak semua orang dapat mengkonsumsi jamu ya! Salah satunya adalah bayi yang berusia pada 0-6 bulan. Memberi jamu pada bayi itu berbahaya, karena pasalnya bayi pada usia 0-6 bulan tidak boleh sembarangan mengkonsumsi sesuatu.

Berdasarkan berita dari CNN, terdapat seorang Momsday yang kehilangan anaknya yang masih berusia 54 hari akibat mengkonsumsi jamu. Mengerikan bukan? Pada umumnya, banyak sekali ahli yang menjelaskan bahwa bayi yang berusia 0-6 bulan hanya boleh mengonsumsi Air Susu Ibu (ASI). Memberikan berbagai makanan atau minuman kepada bayi sebelum waktunya berpotensi mengganggu perkembangan serta pertumbuhannya ya.

Jika Momsday tidak bisa memberikan ASI karena asalan tertentu pastikan kalian menggantinya dengan air susu formula yang cocok dengan bayi kalian. Momsday juga dapat berkonsultasi dengan dokter terkait hal ini. Selain dari itu, Atika tidak menyarankan kalian memberikan sesuatu seperti jamu kepada Si Kecil ya Moms! Pada artikel kali ini, Atika akan membagikan informasi mengapa jamur tidak boleh kalian berikan kepada Si Kecil ya!

Bahaya memberi jamu kepada bayi

Banyak para ahli dan juga dokter yang merekomendasi agar Si Kecil tidak boleh mengkonsumsi apapun selain ASI dan susu formula. Setidaknya selama 6 bulan bayi harus Momsday berikan ASI atau susu formula. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga sepakat dengan hal ini, karena ASI adalah nutrisi pilihan pertama yang dapat Momsday berikan kepada bayi yang berusia 0-6 bulan.

Hal ini karena Si Kecil mempunyai metabolism yang sangat berbeda dengan orang dewasa, yang dimana mereka sedang memiliki organ yang dapat tumbuh dengan sangat cepat sehingga memperlukan perhatian khusus dari para orang tua. Hal ini juga berlaku untuk jamu ya Moms! Mungkin banyak dari kalian yang menganggap bahwa jamu adalah sumber vitamin yang dapat semua orang konsumsi, namun hal ini tidak berlaku untuk Si Kecil ya.

Untuk kandungan jamu sendiri, biasanya jamu terbuat dari tuymbuh-tumbuhan yang memiliki kandungan logam dan juga bakteri. Maka dari itu memberikan bayi untuk mengkonsumsi jamu tidak boleh ya Moms! Selain tidak higenis, hal ini juga dapat menimbulkan efek sangat fatal yang berujung pada kematian.

Menurut penelitian dari American Academy of Pediatrics menjelaskan bahwa banyak anak yang mengalami penyakit infeksi dan kejang-kejang setelah mengkonsumsi teh tradisional dan juga ramuan herbal. Jamu dan juga pengobatan herba lainnyal seperti ini dapat merusak hati karena hal ini dapat mengganggu suplemen makanan. Berikut adalah hal-hal yang bisa terjadi jika bayi mengkonsumsi jamu:

  • Bayi akan merespon secara berbeda

Berbeda dengan orang dewasa pada umumnya, organ-organ pada bayi tidak dapat menerima segala jenis bentuk sembarang makanan dan minuman ya Moms! Bayi mungkin akan merespon secara berbeda dari orang pada umumnya, alasannya karena berat badannya yang mnasih ringan dan juga sistem pencernaan yang masih kecil membuat saraf dan kekebalan pada tubuh bayi belum berfungsi maksimal.

  • Bayi akan keracunan

Pada umumnya, sistem pencernaan pada bayi belum bisa sepenuhnya melawan racun atau toksin yang Si Kecil konsumsi secara langsung. Jamu yang terbuat dari tmbuhan herbal cenderung dapat terkontaminasi dengan logam berat dan juga bakteri. Maka dari itu, beberapa jenis obat-obat herbal seperti Ayurveda, obat yang mengandung timbal, merkuri, serta arsenik sangat berbahaya untuk Bayi konsumsi ya Moms!

  • Bayi akan mengalami alergi

Selain itu, jika Momsday memberikan minuman tradisopnal yang memiliki kandunmgan herbal kepada bayi juga dapat menyebabkan reaksi alergi lho! Misalnya seperti, chamomile yang dapat bereaksi silang dengan anggota keluarga krisan lainnya. Alasan kenapa bayi mengalami alergi adalah Sistem kekebalan tubuh pada Si Kecil merespon untuk melindungi tubuh dari penyakit.

  • Akan terjadi interaksi obat pada Bayi

Jika bayi Momsday sedang mengkonsumsi vitamin-vitamin yang sudah dokter resepkan, hal ini mungkin juga dapat memicu interaksi antara obat herbal dengan obat yang diresepkan dari fasilitas kesehatan. Maka dari itu, Atika juga mengingatkan penting bagi para Momsday untuk selalu berkonsultasi dengan para ahli dan juga dokter specialist anak yang tentunya sudah ahli dalam hal ini.

Penggunaan jamu dan juga obat-obatan herbal pada Bayi menjadi hal yang harus Momsday perhatikan ya! karena masih banyak sekali Momsday yang menganggap obat-obat tradisional ini berguna untuk kesehatan anak, padahal kenyataannya tidak. Hal ini justru akan menciptakan masalah serius dalam perawatan Si Kecil.

Nah itu dia informasi mengenai hal-hal apa saja yang akan timbul jika kalian tetap memberikan jamu kepada bayi ya! Kira-kira kalian ingin Atika sharing tentang apalagi nih? Jangan lupe berikan komentar ya!Nah itu dia informasi mengenai hal-hal apa saja yang akan timbul jika kalian tetap memberikan jamu kepada bayi ya! Kira-kira kalian ingin Atika sharing tentang apalagi nih? Jangan lupe berikan komentar ya!

Karna sudah baca artikel ini, lanjut baca artikel tentang JAGA KESEHATAN GIGI SI KECIL MULAI DARI SEKARANG YUK MOMS

SUDAH UMUR 1 TAHUN, TAPI SI KECIL BELUM BISA JALAN? NORMAL GAK YA?

Melihat si kecil yang mulai bisa berjalan ini pasti jadi salah satu momen yang paling kita tunggu gak sih Momspapsday? Beberapa anak sudah bisa berjalan di umurnya yang ke 10 atau 11 bulan, tapi ada juga nih yang belum bisa berjalan di umur 1 tahun. Moms pasti khawatir nih kalau misalnya si kecil belum bisa berjalan pada usia ini. Apakah anak telat berjalan ini normal? Bahas bareng sama Atika yuk Moms!

Normal gak ya?

Kekhawatiran Moms, mengenai anak yang belum bisa berjalan pada umurnya yang sudah 1 tahun ini, bisa kita mengerti kok Moms. Setiap orangtua pastinya pengen banget nih melihat sang anak tumbuh sesuai dengan milestone yang tepat. Tapi Momsday juga harus tau nih, kalau pertumbuhan dan perkembangan anak itu berbeda-beda. Ada anak yang terlambat 3-4 bulan setelah bayi yang lain bisa berjalan, dan perbedaan ini tidak pasti menandakan masalah kesehatan atau keterlambatan tumbuh dan kembang si kecil.

Anak dengan rentang umur 12-14 bulan yang belum menunjukkan tanda-tanda siap berjalan, masih dianggap wajar Momsday, apalagi kalau si kecil sudah bisa melakukan keterampilan motorik lain selain berjalan tanpa ada masalah, seperti sudah bisa berdiri tanpa bantuan, menarik badannya dengan benda untuk berpegangan, atau melompat kecil. Mungkin si kecil masih membutuhkan lebih banyak waktu. Ada yang sudah bisa berjalan saat umurnya kurang dari 12 bulan, tapi ada juga yang baru bisa berjalan di umurnya yang ke 16 atau 17 bulan.

Kapan sih si kecil disebut ‘Telat berjalan’ ?

Atika kutip dari Medical News Today, bayi bisa berjalan itu di usia rata-rata 12 sampai dengan 18 bulan. Jadi bisa kita simpulkan nih Moms, kalau si kecil belum bisa berjalan di umurnya yang ke 12 bulan, itu masih jadi hal yang normal. Namun, ketika si kecil masih belum bisa berjalan setelah sudah berusia 18 bulan atau bahkan 2 tahun, baru si kecil bisa kita katakan delayed walking atau telat berjalan.

Cara agar si kecil bisa mulai belajar berjalan

Nah agar si kecil bisa cepat mencoba untuk berjalan, Moms harus sering memberikan stimulasi untuk si kecil nih! Atika kutip dari Healthlines, salah satu cara agar si kecil bisa cepat berjalan adalah dengan membiarkan si kecil bebas untuk beraktivitas dan bergerak Moms. Moms harus memberikan kesempatan pada si kecil untuk bisa menggeser tubuhnya, dan berdiri sendiri di lantai. Namun tetap harus dalam pengawasan Momsday ya!<3

Setelah pembahasan tadi, kita bisa menarik kesimpulan Jika si kecil belum bisa berjalan di umur 1 tahun, itu masih menjadi hal yang normal Momsday. Momsday bisa mencoba untuk terus memberikan stimulus pada anak, agar ia bisa lebih cepat berjalan! Semoga bermanfaat Momsday<3

Momsday, coba main ke Artikel yang ini juga yuk! INGIN MENGATASI GERD PADA ANAK? YUK, LAKUKAN INI!

INI NIH MOMS BUMBU-BUMBU BIAR RUMAH TANGGA JADI HARMONIS!

Menjaga keluarga agar tetap menjadi keluarga yang harmonis dan bahagia memang bukan hal yang mudah kan Momspapsday?// Karna bukan gak mungkin nih rumah tangga Momspapsday akan mengalami ujian baik itu dari kesabaran sampai ke kesetiaan.

Dalam agama islam, kita menyebut keluarga harmonis dengan keluarga yang sakinah, mawaddah dan warrahmah atau keluarga yang damai, penuh cinta dan kasih sayang. Nah hal ini bisa jadi landasan dalam menjalankan keluarga Momspapsday nih! Selain itu, kira-kira apa aja ya yang bisa jadi landasan agar keluarga tetap harmonis? Bahas bareng yuk!

Menikmati kehidupan satusama lain

Keluarga yang harmonis adalah pasangan yang mengangkat satu sama lain, bukan yang saling menjatuhkan ya Momspapsday. Kalau di kutip dari penjelasan Relationship Concelour di New York, Rabbi Shmuley Boteach, akan ada kegembiraan yang menjadi ciri khas interaksi mereka yang saling menghargai satu sama lain. Contohnya nih, anak akan bahagia saat melihat orangtua-nya pulang dan begitupun sebaliknya.

Jadikan pernikahanmu sebagai prioritas

Menjadikan pernikahanmu sebagai prioritas juga bisa jadi kunci rumah tangga yang harmonis loh! Terkadang saat memiliki anak, Momspapsday akan menjadikan anak sebagai prioritas utama kalian, nah hal ini nih yang bisa membuat keharmonisan Moms dan Paps berkurang, dan hal ini bisa berdampak buruk loh bagi keluarga, karna nanti saat si kecil dewasa, ia akan memiliki kehidupannya sendiri. Jadi usahakan tetap menjadikan pasangan sebagai prioritas yaaa!<3

Saling menjaga ibadah

Nah tips selanjutnya adalah saling menjaga ibadah. Keluarga yang Sakinnah, Mawaddah dan Warrahmah tidak akan terwujud bila pasangan tidak menjaga ibadahnya dengan baik nih Momspapsday. Momspapsday akan meraih kebahagiaan kalau kalian taat berada di jalan Allah SWT dan saling mengingatkan dalam hal beribadah dan menunaikan kewajiban lainnya pada Allah SWT.

Jangan terlalu banyak bekerja

Hayooo siapa nih yang sering mengutamakan pekerjaan dibandingkan keluarga? Terkadang Momspapsday beranggapan kalau dengan bekerja lebih giat, Momspapsday akan bisa membuat keluarga lebih bahagia. Tapi bekerja terlalu keras, bisa membuat si kecil dan pasangan jadi merasa tidak dihargai keberadaannya loh! Karna kunci dari kebahagiaan berumah tangga adalah ketika anak dan pasanganmu merasa dihargai dengan lebih banyak menghabiskan waktu bersama.

Ternyata ada banyak kan Momspapsday cara untuk mempertahankan keluarga yang harmonis, kunci utamanya adalah saling terbuka dan menghargai satu sama lain ya! Semoga bermanfaat Momspapsday. Kamu boleh banget loh share cara kamu untuk membuat rumah tangga jadi tetap harmonis di beranda komunitas parentoday!<3

JANGAN PANIK DULU, KENALI PENYEBAB DEMAM PADA ANAK YUK!

Kalau si kecil sudah mulai flu dan demam, biasanya kita pasti panik nih! Wajar tapi tenang aja Moms. Demam pada si kecil itu gak selalu berbahaya kok, tapi memang akan membuat si kecil jadi merasa tidak nyama dan sering rewel. Dan yang harus Momsday tau, demam itu bukan penyakit loh Moms! Tetapi gejala dari suatu penyakit. Jadi, daripada panik mending cari tahu dulu yuk penyebab si kecil demam!

Demam yang diakibatkan dari Imunisasi

Nah untuk demam yang ini, pasti terjadi setiap si kecil mengikuti imunisasi Momsday. Karna reaksi dari imunisasi yang dilakukan. Tapi demam setelah imunisasi ini tidak akan berlangsung lama kok Momsday, jadi jangan panik ya!

Pilek

Pilek ini adalah salah satu penyakit yang paling sering dialami si kecil nih Momsday. Selain akan merasakan hidung meler, sakit tenggorokan, lemas, dan kurangnya nafsu makan si kecil. Si kecil juga akan mengalami demam saat Ia terkena pilek Momsday.

Dehidrasi

Selanjutnya ada dehidrasi nih Momsday. Dehidrasi ini akan terjadi saat si kecil kekurangan cairan. Tubuh akan membutuhkan air untuk membantu menjaga suhu tubuh tetap stabil. Jika si kecil kekurangan cairan, maka tubuhnya akan menimbulkan reaksi berupa demam Momsday.

Tumbuh Gigi

Nah penyebab demam yang lain adalah Tumbuh gigi Momsday. Ketika si kecil tumbuh gigi, bisa saja ia akan mengeluarkan lebih banyak air liur dari biasanya, si kecil juga akan mengalami nyeri gusi, rewel, susah makan dan juga demam. Umumnya demam yang terjadi saat tumbuh gigi, tidak akan bersuhu sangat tinggi Moms.

Wah ternyata banyak ya Moms penyebab demam yang terjadi pada si kecil. Namun apabila demam berlangsung lama dan tidak kunjung mengalami penurunan suhu tubuh, segera bawa ke dokter ya Momsday! Semoga artikel ini bermanfaat!<3

INI PENYEBAB DARI POLA ASUH TIGER PARENTING, YUK, SIMAK!

INI PENYEBAB DARI POLA ASUH TIGER PARENTING, YUK, SIMAK!

Hello Momspapsday! Banyak hal yang harus Momspapsday perhatikan untuk membesarkan sang buah hati. Setiap anak wajib untuk mendapatkan pola asuh yang baik dari orang tua, namun tidak semua pola asuh parenting bisa berdampak baik untuk Si Kecil. Salah satunya adalah pola asuh tiger parenting, pola asuh ini bersifat otoriter dan banyak orang tua yang menerapkan pola asuh tersebut.

Metode tiger parenting merupakan salah satu pola asuh yang pertama kali yang populer dari salah satu penulis Amerika Serikat, Amy Chua. Melalui bukunya, Battle Hymn of the Tiger Mother. Wanita yang merupakan profesor hukum di Universitas Yale. Buku ini menceritakan tentang pengaruh kebudayaan Cina, yang dia miliki dalam pola pengasuhannya.

Dalam buku Tiger Mom ini, ia menjelaskan soal jenis parenting yang Chua gunakan dalam mendidik sang buah hatinya. Beberapa hal yang chua lakukan memicu pro dan kontra dari banyak pihak sementara yang lain mendukungnya. Namun Chua yakin, berdasarkan contoh kasus tiger parenting yang dia jalani, cara itu sangatbermanfaat.

Menurutnya, dampak positif tiger parenting terlihat dari kesuksesan anak-anaknya di sekolah maupun studi musik yang dia jalankan. Apa itu Tiger Parenting? Tiger parenting adalah metode pengasuhan yang bersikap keras dan otoriter secara terang-terangan. Gaya pengasuhan seperti ini terlihat dingin, menuntut, dan sering kali tidak mendukung secara emosional.

Momspapsday yang menggunakan pola asuh tiger parenting, biasanya cenderung memakai metode ketakutan serta otoriter agar sang buah hati menuruti kehendak kalian. Seperti misalnya ketika Momspapsday ingin Si Kecil menjadi juara kelas, kalian selalu memaksa sang buah hati agar selalu belajar secara terus-menerus serta memberi tekanan seperti mengancam Si Kecil agar tidak boleh bermain lagi.

Tujuan orang tua dari melakukan tiger parenting adalah membentuk sang anak menjadi orang dewasa yang bahagia, sukses, dan mampu menyesuaikan diri dengan baik. Cara ini bisa menghasilkan anak-anak yang fokus dan berorientasi pada tujuan.

Dampak Tiger Parenting

Tujuan tiger parents adalah membentuk sang anak menjadi orang dewasa yang bahagia, sukses, dan mampu menyesuaikan diri dengan baik. Cara ini bisa menghasilkan anak-anak yang fokus dan berorientasi pada tujuan. Hal ini menuai pro dan kontra terhadap metode pola asuh ini, karena konsep tiger parenting banyak yang menilai memiliki sisi positif dan juga sisi negatif.

Dampak positif

Dampak positif dari pola asuh tiger parenting itu cukup baik, seperti misalnya Si kecil menjadi seseorang yang memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, Dengan mengikuti aturan dan perintah secara terus menerus, anak-anak cenderung memahami pentingnya punya kehidupan yang disiplin. Selain itu, pola asuh ini dapat mengungkapkan potensi Si Kecil. Dia bisa belajar menjadi yang terbaik untuk mencapai kesuksesan.

Dampak negatif

Selain memiliki dampak yang positif, pola asuh tiger parenting juga memiliki dampak negative lho! Seperti misalnya Si Kecil lebih suka belajar daripada bermain, namun pada akhirnya dia kurang bergaul dengan teman-temannya, Si Kecil merasa dia tidak bisa menentukan pilihannya sendiri, Si Kecil akan memiliki rutinitas positif seperti belajar, namun rutinitas ini terkesan kaku karena dia tidak memiliki waktu untuk bermain.

Nah itu dia dampak yang terjadi karena pola asuh tiger parenting ya Momspapsday! Kira-kira menurut kalian, apakah pola asuh ini sangat cocok untuk kalian? Tulis dikomentar ya!

JANGAN LUPA BACA INI YA MOMS! INGIN TAHU MENGENAI DAMPAK PARENTING HELICOPTER? YUK, SIMAK!